Banyak yang bertanya, kenapa saya akhir-akhir ini jadi rajin berolahraga dan sering posting makanan sehat di media sosial. Jujur, saya berterima kasih atas dukungan dan doa yang datang, dari keluarga, teman, kenalan di sosial media. Semua itu menjadi penyemangat bagi saya untuk terus menjaga kesehatan.
Titik Balik di Tahun 2024
Semuanya berawal di tahun 2024. Saat itu, saya mulai sering mengalami keluhan sesak napas yang cukup mengganggu. Tak hanya itu, nyeri sendi di beberapa bagian tubuh juga semakin sering saya rasakan. Awalnya, saya mengira hanya masalah karena saya perokok, jadi saya pikir ini hal wajar. Namun, karena keluhan semakin mengganggu, saya akhirnya memutuskan untuk berkonsultasi ke dokter penyakit dalam.
Hasil diagnosa dokter menyebutkan saya mengalami gangguan lambung dan kolesterol tinggi, yang didukung dengan hasil pengecekan laboratorium. Saya pun diberikan obat untuk mengatasi kedua masalah tersebut. Saya berharap dengan mengonsumsi obat secara teratur, kondisi saya akan membaik. Namun, kenyataannya tidak demikian. Keluhan sesak napas dan nyeri sendi masih sering saya rasakan.
Second Opinion
Karena tidak kunjung membaik, saya memutuskan untuk mencari second opinion dengan berkonsultasi ke dokter penyakit dalam sub spesialis jantung (SpPD. KKV). Saat konsultasi, saya diminta untuk melakukan treadmill test untuk melihat bagaimana kondisi jantung saya. Hasilnya cukup mengejutkan. Dokter mendiagnosis saya dengan jantung koroner dan menyarankan untuk segera melakukan kateterisasi.
Selamat Tahun Baru
Sejak saat itu saya mulai mengonsumsi obat jantung secara teratur, salah satunya clopidogrel. Namun, bukannya membaik, saya justru jadi lebih sering mengalami sesak napas, bahkan sepanjang hari, badan saya terasa tidak enak. Kondisi ini membuat saya panik dan harus dilarikan ke UGD RSCM.
Saat di UGD, tim dokter melakukan penanganan seperti halnya pasien jatung yang lagi kena serangan jantung. Saya ingat betul bagaimana rasanya saat itu, sangat menakutkan, saya sempat menangis, saya pikir itu hari terakhir saya. Dengan diagnosa yang ada serta rencana kateterisasi, tim dokter bekerja cepat untuk menstabilkan kondisi saya. Alhamdulillah, dengan berbagai usaha tim dokter UGD RSCM yang sangat cepat membuat kondisi saya terus membaik.
Rawat Inap dan Kateterisasi
Singkat cerita, saya harus masuk ruang rawat inap untuk menjalani serangkaian pemeriksaan dan observasi. Tibalah saatnya untuk dilakukan kateterisasi. Hasilnya menunjukkan memang ada penyempitan pembuluh darah, meski non signifikan sebesar 40%. Selain itu, dokter juga menemukan kondisi bawaan lahir yang disebut Myocardial Bridging di dua tempat.
Dokter menjelaskan bahwa penyempitan pembuluh darah yang saya alami masih dalam tahap non signifikan dan tidak terlalu berbahaya. Yang terpenting adalah menjaga kondisi ini agar tidak semakin parah dengan pola hidup sehat dan pengobatan yang tepat. Sedangkan Myocardial Bridging adalah kondisi di mana pembuluh darah koroner saya terjepit di dalam otot jantung sejak lahir. Dokter bilang kondisi ini baru terasa efeknya sekarang.
Perubahan Gaya Hidup yang Drastis
Setelah keluar dari rumah sakit, saya berkomitmen untuk mengubah pola hidup saya menjadi lebih sehat. Saya mulai berolahraga secara teratur, meskipun awalnya terasa sangat berat. Saya juga mulai memperhatikan asupan makanan saya. Saya berusaha untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang.
Salah satu perubahan paling besar yang saya lakukan adalah berhenti merokok. Saya tahu betul bahwa merokok sangat berbahaya bagi kesehatan jantung. Namun, berhenti merokok bukanlah hal yang mudah. Saya akan menceritakan lebih detail tentang perjuangan saya berhenti merokok di artikel terpisah.
Terima kasih atas doa dan dukungannya, semoga kita selalu dalam keadaan sehat.
Leave a Reply